Nusa Penida Trip 4: Mandi Bersama Para Bidadari di Angel’s Billabong



Yang menjadi alasan utama mengunjungi Nusa Penida adalah spot ini, Angel’s Billabong. Setelah tanpa sengaja melihat fotonya di explore Instagram, langsung terpikat. Enggak mau tahu gimana caranya harus sampai ke sana!

Billabong, istilah orang Australia menyebut kolam yang terbentuk secara alami karena aliran air atau banjir. Dan yang di Nusa Penida ini dinamai Angel’s Billabong karena bentuk dan posisinya seakan ia adalah tempat berendam para bidadari. Tapi kata siapa sih bidadadri ini pada suka mandi di bumi? Kisahnya banyak banget, he-he-he. Mungkin karangan manusia aja kali yah, saking indahnya!

Ada beberapa kolam yang terbentuk di wilayah ini, apalagi kalau air laut sedang pasang. Soalnya, kolam-kolam ini terbentuk dari semburan air hasil pecahnya ombak. Dibutuhkan ombak yang sangat kuat dan tinggi untuk sampai mengalirkan air ke kolam-kolam alami ini, soalnya posisi tebing karang ini cukup tinggi. Fenomena alam yang sebenarnya mencekam tapi menghasilkan sesuatu yang menawan.


Broken Beach
Sebelum sampai ke Angel’s Billabong, kita akan disuguhi pemandangan indah dari Broken Beach atau dalam bahasa lokalnya adalah daerah Pasih Uug. Salah satu spot foto wajib juga di Nusa Penida. Tapi seperti Kelingking Beach, pantai ini juga enggak bisa direnangi. Gimana caranya? Ha-ha-ha. Dan kalau berdiri di bibir tebingnya lumayan mengerikan, kayak lokasi-lokasi shooting Game of Thrones.

The Broken Beach. Bisa dipastikan enggak ada kapal atau orang yang pernah melintasi karang bolong ini.


Sisi lainnya.
Jangan. Sampai. Jatuh. Ke sana.


Di ujung Pulau Nusa Penida, menuju laut lepas.

Tebing karang yang curam
Tahun 2015, ketika pertama kali saya dan Irfan ke Angel’s Billabong, kami enggak turun ke kolam utamanya. Padahal ketika itu airnya sedang pasang, sehingga air kolam terisi cukup tinggi.

Alasannya adalah, ketika kami tiba di sana kami melihat dua orang wisataman mancanegara berlumuran darah di bagian dada, tangan, dan punggung. Luka gores di berbagai sisi dan karena kulitnya putih darahnya terlihat begitu merah terang, cukup bikin mual.

Kami enggak melihat bagaimana kejadiannya, entah dia kena luka gores ketika naik atau turun ke kolam utama. Billabong yang satu ini memang alamiah, tidak ada pijakan yang dibuat untuk pengunjung yang ingin turun ke kolam. Dan semua billabong ini terbentuk dari batu karang, tebing batu karang hitam yang tiap sisinya tajam. Karena kejadian ini, hari itu saya gagal mandi bak para angel.


Ada banyak kolam kecil di sekitar Angel's Billabong.

Kolam-kolam kecil yang kalau lautnya surut dia pun kering. Pakai sandal, karangnya tajam.


Serasa kolam sendiri.


Ini airnya bersih kok, yang cokelat itu pasir.


Kayak mandi di hutan. Coba banyak monyet muka merah kayak di Jepang, he-he-he.


Naik ke sana, menuju Angel's Billabong.


Itu langsung laut lepas di depannya. Dari sanalah air di billabong ini berasal.
Kebanyang dong, kekuatan ombaknya kayak apa? Suaranya berdeburan tak henti.

Kali ke-dua
Pengalaman ke-dua mengunjungi Nusa Penida, saya sudah bertekad di dalam hati, bagaimana pun caranya saya harus nyemplung ke kolam utama. Tapi tentunya tetap hati-hati mengingat tidak ada fasilitas kesehatan di dekat spot wisata di pulau itu.

Perjalan dari Kelingking Beach ke Angel’s Billabong cukup panjang, sekitar 30-45 menit dengan motor. Bukan macet, tapi memang agak jauh dan medannya menantang. Baca perjalanan sebelumnya, menuju Kelingking Beach yang bagaikan peninggalan jaman Jurassic di sini.

Dari Broken Beach, kita tinggal jalan kaki sekitar lima menit menembus semak-semak. Enggak ada papan petunjuk, kami sempat bingung ketika pertama kali ke sana. Pokoknya kalau di Nusa Penida, jangan malu atau ragu bertanya pada penduduk lokal, deh daripada menyesal.

Dan ternyata ketika sampai di sana, sepi, hanya ada sepasang wisatawan asing yang sedang berenang di dalam kolam. Kami pun dengan sangat berhati-hati mencari jalan dan pijakan paling aman, karena kepeleset sedikit saja bisa dapat luka gores. Setajam apa batu karangnya? Sandal Irfan sampai sobek bagian bawahnya.

Oh iya, Bidadari, jangan lupa bawa dry bag buat menyimpan baju dan handuk kalau mau mandi di sini, yah. Karena enggak ada tempat menyimpan barang yang aman, kami juga menyimpan barang di tanah dan menggantung baju di karang-karang. Sesekali ditengok, sambil main-main air, jangan sampai dicuri Jaka Tarub. Ahaha. *Yakali.


Salah satu bibir tebing Angel's Billabong. Kelihatan tajamnya?

Lagi surut, airnya enggak terlalu tinggi. Tapi ada bagian-bagian yang kolamnya menjorok ke dalam.
Itu yang bagian lebih biru, sedikit lebih dalam.
Ah, bangus banget!


Di bagian yang lebih dalam anyak ikan kecil, ini lagi main sama ikan.
Ada bulu babi juga yang kecil-kecil, hati-hati melangkah, ya.


Enggak ada tempat ganti baju, selalu pakai bikini di bali baju yang gampang dibuka dan cepat kering.
Di karang-karang ini juga kita menggantungkan baju, hi-hi-hi.

Haaah, senangnya jadi angel walau cuma sebentar! *Diiyain aja.


*Details:






Transportasi
Speed boat dari Sanur – Nusa Penida menggunakan Maruti Express Rp250 ribu/ Rp480 ribu PP. Perjalanan sekitar 60 menit dari Sanur.
Sebenarnya speed boatnya ada beberapa jenis, berbagai jam keberangkatan, dan dari berbagai lokasi. More info dibahas lengkap di blog ini.
Sewa motor Rp 60-75 ribu per hari, bisa sewa di dermaga begitu tiba, atau bisa di hotel. Jangan lupa bawa uang cash!
Sewa mobil Rp 900 ribu (browsing, enggak tanya-tanya di lokasi).
Bisa juga sewa jasa guide kalau enggak mau repot-repot pakai Google Maps atau nyasar-nyasar sedikit. Banyak jasa trip juga ke sana bisa googling ‘Nusa Penida Trips.’
    Akomodasi
    Ada banyak hotel di Nusa Penida dari yang Rp100 ribu sampai jutaan semalam.
    Tapi jarang yang lokasinya pas di spot pantainya, pasti harus jalan kaki atau naik motor.
    Saya menginap di Gepah Garden, maaf enggak foto-foto. Murah (Rp275 ribu per malam), bersih, dan nyaman, tapi jauh dari mana-mana, ha-ha-ha.

    Comments